Kamis, 23 Juni 2011

Kisah Para Rasul

Kisah Para Rasul (Bahasa Yunani; Praxeis Apostolon ) adalah buku kelima Perjanjian Baru yang berisi tentang Gereja Kristen Generasi pertama.[1] Kisah Para Rasul juga merupakan lanjutan buku Injil Lukas.[1] Sekalipun demikian, pemisahan dengan kitab Lukas sudah ada pada naskah tertua sekalipun.[1]

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Latar Belakang

Kisah Para Rasul menceritakan sejarah gereja Kristen awal setelah naiknya Yesus Kristus ke surga.[2] Amanat Kisah Para Rasul ini menjelaskan bagaimana pengikut-pengikut Yesus Kristus -- dengan pimpinan Roh Kudus -- menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (1:8).[2] Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia, tidak hanya untuk orang Yahudi.[2] Penulis kitab ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap Kekaisaran Romawi, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.[2]
Kisah Rasul secara garis besar menggambarkan tentang peristiwa perjalanan Injil dari Yerusalem, ibu kota Yehuda dunia Yahudi.[2][3][4] Pemberitaan Injil pada awalnya berjalan sukses di kalangan orang-orang Yahudi.[2][3][4] Injil yang disebarkan pun bergerak semakin luas melalui pimpinan Roh Kudus.[2][3][4] Penerimanya pertama-tama adalah orang Yahudi yang murtad, kemudian dilanjutkan kepada kaum proselit, hingga akhirnya kepada orang-orang bukan Yahudi penyembah berhala.[2][3][4] Misi Kristen inilah yang kemudian belanjut hingga sekarang.[2][3][4] Kitab ini pun berakhir secara mengejutkan ketika Paulus beserta kawan-kawannya mencapai Roma.[2][3][4]
Kisah Para Rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu tampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:[2]
  1. Permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke sorga;
  2. Perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina;
  3. Perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Para Rasul ini ialah pekerjaan Roh Kudus.[2] Roh Kudus yang datang dengan kuasa-Nya ke atas orang-orang percaya di Yerusalem.[2] Peristiwa ini terjadi pada hari Pentakosta.[2] Pada hari ini, semua orang yang mendengarkan Sabda Tuhan bisa mendengarkan-Nya dalam bahasa mereka masing-masing.[2] Bahasa yang dimaksud di sini adalah bahasa Roh.[2] Wujud Roh Kudus yang dijelaskan berupa nyala api.[2]

[sunting] Isi

Berikut adalah garis besar isi kitab Kisah Para Rasul[5]
  • Pendahuluan (Kis 1:1-11)
  • Pencurahan Roh Kudus (Kis 1:12-2:41)
    • Persiapan untuk Perjanjian (Kis 1:12-26)
    • Hari Pentakosta (Kis 2:1-41)
  • Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem (Kis 2:42-8:1a)
    • Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus (Kis 2:42-47)
    • Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya (Kis 3:1-4:31)
    • Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi (Kis 4:32-5:11)
    • Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama (Kis 5:12-42)
    • Pemilihan Tujuh Diaken (Kis 6:1-7)
    • Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama (Kis 6:8-8:1)
  • Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan (Kis 8:1-9:31)
    • Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria (Kis 8:1-4)
    • Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil (Kis 8:5-40)
    • Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya (Kis 9:1-31)
  • Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi (Kis 9:32-12:25)
    • Pelayanan Petrus di Lida dan Yope (Kis 9:32-43)
    • Pelayanan Petrus di Kaisarea (Kis 10:1-48)
    • Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui (Kis 11:1-18)
    • Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama (Kis 11:19-30)
    • Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I (Kis 12:1-23)
    • Ringkasan Perkembangan Gereja (Kis 12:24-25)
  • Perjalanan Misi Pertama Paulus (Kis 13:1-14:28)
    • Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia (Kis 13:1-3)
    • Wilayah Tertentu Diinjili (Kis 13:4-14:28)
  • Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
  • Perjalanan Misi Kedua Paulus (Kis 15:36-18:22)
    • Pertentangan Paulus dengan Barnabas (Kis 15:36-40)
    • Wilayah Lama Dikunjungi Kembali (Kis 15:41-16:5)
    • Penginjilan Wilayah Baru (Kis 16:6-18:21)
    • Kembali ke Antiokhia di Siria (Kis 18:22)
  • Perjalanan Misi Ketiga Paulus (Kis 18:23-21:16)
    • Dalam Perjalanan ke Efesus (Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos (Kis 18:24-28)
    • Pelayanan yang Panjang di Efesus (Kis 19:1-41)
    • Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia (Kis 20:1-5)
    • Kembali ke Yerusalem (Kis 20:6-21:16)
  • Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara (Kis 21:17-28:31)
    • Di Yerusalem (Kis 21:17-23:35)
    • Di Kaisarea (Kis 24:1-26:32)
    • Menuju ke Roma (Kis 27:1-28:15)
    • Di Roma (Kis 28:16-31)

[sunting] Muatan Teologinya

Ada lima hal yang menjadi fokus di dalam kitab ini. Pertama, Kisah Para Rasul ini berisi tentang kelanjutan dari misi Tuhan dalam sejarah.[2] Sejarah ini dipahami sebagai kelanjutan dan pelayanan Yesus.[2] Hal inilah yang menjadi topik yang hangat di dunia teologi masa kini, yaitu dalam mengungkapkan sejarah keselamatan.[2] Konteks kitab ini merujuk kepada pemahaman akan segala peristiwa di dalam hidup dan gereja mula-mula sebagaiperistiwa sejarah di dalam karya Tuhan dinyatakan.[2] Iman Kristen juga diperhadapkan langsung Tuhan yang menyatakan dirinya Juruselamat di dalam panggung sejarah.[2]
Kedua, Kitab Kisah Rasul ini merupakan kitab misi.[2] Gereja sebagai persekutuan orang percaya memiliki tujuan untuk menjadi saksi tentang Yesus.[2] Misi yang menjadi tujuan kekristenan ini berisi Injil.[2] Injil tetang keselamatan umat manusia. Fokus kitab ini juga bercerita tentang kebangkitan Yesus dari kematian.[2] Kebangkitan dari kematian menjadi tanda bahwa Dia adalah Allah dan Juruselamat.[2] Kematian-Nya membawa pengampunan dosa bagi manusia.[2] Pasan ini dinyatakan oleh Allah Bapa kepada Yesus sebagai otoritas untuk melimpahkan keselamatan dan karya keselamatan itu di dalam gereja.[2]
Ketiga, Kisah Para Rasul banyak juga berkonsentrasi terhadap hal-hal yang menjadi tantangan di dalam pemberitaan Injil. [2]Di dalam pasal 14:22 dituliskan bahwa sekalipun banyak kesengsaraan, kita harus tetap memberitakan Kerajaan Allah.[2] Lukas mengakui bahwa hanya jalan Yesus yang membawanya kepada puncak tantangan tersebut yaitu kematian.[2] Tantangan itu biasanya diawali dengan ejekan rasul-rasul pada hari pentakosta.[2] Selain itu, dilanjutkan lagi dengan usaha oleh para kaum bijaksana untuk diam tentang Yesus.[2] Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya mati martir.[2] Stefanus, salah seorang tokoh mati martir.[2] Dia menjadi tokoh mati martir pertama di dalam kekristenan.[2] Tugas untuk memberitakan Injil memang beban yang berat.[2] Tantangan dan penderitaan menjadi faktor penghalang setiap orang percaya dalam memberitakan Injil.[2]
Keempat, Kisah Para Rasul merefleksikan tekanan luar biasa yang terdapat di gereja awal.[2] Tekanan-tekanan ini melebihi misi kekafiran.[2] Kisah Rasul menjelaskan bahwa orang-orang non-Yahudi, yang dianggap kafir oleh Yahudi adalah termasuk umat Allah. Injil dengan jelas mencatat pesan yang diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya.[2] Pesan itu menjelaskan bahwa murid-murid-Nya memberitakan Injil kepada seluruh bangsa-bangsa.[2] Namun, inti persoalannya adalalah apakah munculnya gereja telah memnghasilkan sebuah komunitas baru yang berbeda dengan Yudaisme.[2] Yudaisme memang adalah awal dari kekristenan.[2] Orang-orang kristen awal pun adalahh orang Yahudi.[2] Dalam hal ini, setiap orang berhak untuk menerima kabar keselamatan yang diberikan oleh Yesus itu.[2] Oleh sebab itu, tidak lagi mempersoalkaYahudi atau non-yahudi.[2]
Terakhir, hidup dan oraganisasi gereja.[2] Lukas menawarkan sebuah gambaran tentang kehidupan dan ibadah gereja yang tidak ragu sebagai sebuah pola untuk menyediakan petunjuk bagi gereja sekitarnya. [2]Kita mendapatkan gambaran tentang persekutuan kelompok-kelompok kecil dalam pengajaran, pemuridan, ibadah, dan perjamuan.[2] Selain itu, ada juga jalan masuk untuk ke gereja dengan dibaptis dengan air.[2] Hal-hal ini terdapat di dalam ringkasan singkat pada pasal-pasal awal Kisah Para Rasul ini (2:42-47;4:32-37).[2] Hal ini juga seperti yang digambarkan oleh Injil Lukas.[2] Lukas juga mencatat bahwa pentingnya peranan Roh Kudus di dalam kehidupan gereja.[2] Roh Kudus merupakan milik dari setiap orang Kristen.[2] Selain itu, Roh Kudus menjadi sumber sukacita dan kekuatan.[2] Pemimpin-pemimpin Kristen sendiri merupakan orang-orang yang dipenuhi oleh Roh kudus untuk menunjukkan fungsi-fungsinya yang bermacam-macam.[2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar