Daftar isi: |
Keyakinan Itsna Asyariyyah
Syariah dalam Itsna Asyariyyah
Para pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah mendasarkan hukum mereka (Syariah) pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Perbedaan antara hukum syariah Sunni dan Syiah terletak pada keyakinan bahwa Nabi Muhammad memberikan Ali ra. sebagai pemimpin pertama setelah Nabi Muhammad saw. Lebih lanjut, menurut pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah, bahwa Imam atau pemimpin umat tidaklah dapat dipilih oleh manusia secara demokrasi (pemilu). Imam adalah jabatan langsung dari Allah swt. Sedangkan pengikut Sunni percaya bahwa pemimpin umat dipilih dengan pemilu dan yang memiliki suara terbanyaklah yang menjadi pemimpin (khalifah). Perbedaan inilah yang membuat Syi'ah dan Sunni menjadi terpecah. Berikut ini adalah perbedaan lain dalam masalah Syari'ah antara Syi'ah dan Sunni:- Mengambil hadits dari Nabi Muhammad saw. dan para Ahlul Bait[1].
- Tidak mengambil hadits dan contoh yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, Umar dan Usman (Mereka bertiga adalah khulafaur rasyidin sebelum Ali ra.)
- Memberikan status ma'shum (bebas dari kesalahan) kepada para Imam dan mengikuti contoh dan ajaran mereka.
Doktrin utama
Dalam ajaran Islam aliran Syi'ah Itsna Asyariyyah, terdapat 10 rukun islam, mencakup 5 rukun Sunni, [Sunni = 5 rukun]], tapi mereka memiliki 5 Ushuluddin (rukun iman versi Sunni)[2]. Berikut ini adalah keyakinan-keyakinan para pengikut Itsna Asyariyyah dalam dua hal yaitu Ushuluddin (prinsip keyakinan) dan Furu' ad-Din (prinsip keagamaan) :Prinsip keimanan Itsna Asyariyyah
Aliran Itsna Asyariyyah tidak membolehkan taklid (keyakinan yang buta), tapi setiap mereka yang sudah mukallaf harus mengetahui keyakinan yang sudah ditentukan:- Masalah ketauhidan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah-lah pencipta, menciptakan Adam langsung dengan tangan-Nya, kemudian menghidupkannya, memberinya rizki dan mematikannya. Juga memberi manusia sakit dan ujian, semua atas kekuasaan-Nya (QS Yasin:82). Mereka juga percaya bahwa Allah Maha Kuasa, Allah Maha Esa, Allah tidak terlihat dan tidak tergambar secara lahiriah oleh manusia. Secara tauhid, mereka sama dengan umat Islam pada umumnya.[3] [4]
- Masalah keadilan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah tidak menganiaya satupun dari hamba-Nya, dan setiap hamba-Nya diberikan rizki sesuai yang dibutuhkannya.
- Masalah kenabian: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa rasul terakhir umat Islam adalah Rasulullah Muhammad saw. dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. adalah wajib, seperti yang tercantum di Al-Qur'an (QS Ali 'Imran:85)
- Masalah imamah: Pengikut islam Syi'ah termasuk cabang Itsna Asyariyyah (Syiah Imamiyah) mempercayai bahwa ada sistem kepemimpinan yang disebut imamah yang berasal dari Nabi Muhammad. Imam sendiri bertugas untuk memimpin umat Islam dengan petunjuk dari Allah swt. Dan dalam prinsip ajaran Syi'ah disebutkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan umat Islam tanpa pemimpin. Mereka mempercayai bahwa Imam ma'shum (bebas dari dosa) dan jabatan Imam adalah langsung dari ilham yang didatangkan oleh Allah. Setiap Imam akan berwasiat kepada Imam selanjutnya.
- Masalah Kebangkitan: Bahwa Allah menghidupkan manusia untuk beramal. Mereka yang beramal baik akan diberikan ganjaran untuk masuk ke surga selamanya, sedangkan yang beramal buruk akan dimasukkan ke neraka selamanya.
Konsep Imam
Daftar Imam
Nomor | Nama (Panjang/Panggilan) | Gelar (Bahasa Arab/Bahasa Turki)[5] | Lahir–Wafat (M/H) | Kepetingan | Tempat lahir | Tempat wafat dan makam |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Ali bin Abi Thalib علي بن أبي طالب Abu al-Hassan أبو الحسن | Amir al-Mu'minin (Pemimpin orang beriman)[6] Birinci Ali[7] | 600–661[6] 23–40[8] | Imam pertama dan pengganti yang berhak atas kekuasaan Nabi Muhammad saw. Bagaimanapun, para pengikut Sunni menganggap Ali ra. sebagai khalifah ke-empat dalam Khulafaur Rasyidin. Ali ra. menempati posisi tertinggi hampir di semua tarekat Sufi.[6] | Makkah, Arab Saudi[6] | Dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij di Kufah, Irak. Imam Ali ra. ditusuk dengan pisau beracun.[6][9] Dimakamkan di Masjid Imam Ali, Najaf, Irak |
2 | Hasan bin Ali الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد | al-Mujtaba Ikinci Ali[7] | 624–680[10] 3–50[11] | Hasan bin Ali adalah cucu tertua Nabi Muhammad lewat Fatimah az-Zahra. Hasan menggantikan kekuasaan ayahnya sebagai khalifah di Kufah. Berdasarkan perjanjian dengan Muawiyah I, Hasan kemudian melepaskan kekuasaannya atas Irak.[12] | Madinah, Arab Saudi[10] | Diracuni oleh istrinya di Madinah, Arab Saudi atas perintah dari Muawiyah I.[13] Dimakamkan di Pemakaman Baqi. |
3 | Husain bin Ali الحسین بن علي Abu Abdillah أبو عبدالله | Sayyid al-Shuhada Ūçüncü Ali[7] | 626–680[14] 4–61[15] | Husain adalah cucu dari Nabi Muhammad saw. yang dibunuh ketika dalam perjalanan ke Kufah di Karbala. Husain dibunuh karena menentang Yazid bin Muawiyah. Insiden terbunuhnya Husain di Karbala sampai sekarang menjadi ritual utama dalam Syi'ah.[14][16] | Madinah, Arab Saudi[14] | Syahid di Karbala.[14] Dimakamkan di Makam Imam Husain di Karbala, Irak |
4 | Ali bin Husain علي بن الحسین Abu Muhammad أبو محمد | as-Sajjad, Zainul Abidin [17] Dorduncu Ali[7] | 658-9[17] – 712[18] 38[17]–95[18] | Pengarang buku Shahifah as-Sajadiyyah yang merupakan buku penting dalam ajaran Syi'ah [18] | Madinah, Arab Saudi[17] | Menurut kebanyakan ilmuwan Syi'ah, Ali bin Husain diyakini wafat karena diracuni oleh orang suruhan Khalifah al-Walid di Madinah, Arab Saudi[18] Dimakamkan di Pemakaman Baqi. |
5 | Muhammad al-Baqir محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر | al-Baqirul Ulum (dia yang membagikan ilmu) [19] Besinci Ali[7] | 677–732[19] 57–114[19] | Sumber dari Sunni dan Syi'ah menyebutkan bahwa Muhammad al-Baqir adalah salah satu pakar fiqih yang memiliki banyak murid pada zamannya.[19][20] | Madinah, Arab Saudi[19] | Menurut sejumlah ilmuwan Syi'ah, diyakini bahwa Muhammad al-Baqir diracuni oleh Ibrahim bin Walid di Madinah, Arab Saudi, atas perintah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik.[18]. Dimakamkan di Pemakaman Baqi. |
6 | Ja'far ash-Shadiq جعفر بن محمد Abu Abdillah أبو عبدالله | ash-Shadiq[21] (dia yang jujur) Altinci Ali[7] | 702–765[21] 83–148 [21] | Beliau mendirikan ajaran Ja'fariyyah dan mengembangkan ajaran Syi'ah. Ia mengajari banyak murid dalam berbagai bidang, di antaranya Imam Abu Hanifah dalam fiqih, dan Jabar Ibnu Hayyan dalam alkimia[21][22][23] | Madinah, Arab Saudi[21] | Menurut sumber-sumber Syi'ah, beliau diracuni atas perintah Khalifah al-Mansur di Madinah, Arab Saudi[21]. Dimakamkan di Pemakaman Baqi. |
7 | Musa al-Kadzim موسی بن جعفر Abu al-Hassan I أبو الحسن الاول [24] | al-Kadzim[25] Yedinci Ali[7] | 744–799[25] 128–183[25] | Pemimpin umat Islam Syi'ah pada saat terjadi perpecahan antara pengikut Ismailiyyah dan pengikut lainnya setelah kematian Ja'far ash-Shadiq[26] Beliau membuat sistem pengumpulan ghanimah di daerah Timur Tengah dan Khurasan[27] | Madinah, Arab Saudi[25] | Dipenjara dan diracuni oleh Harun ar-Rashid di Baghdad, Irak. Dimakamkan di Baghdad, Irak.[25] |
8 | Ali ar-Ridha علي بن موسی Abu al-Hassan II أبو الحسن الثانی[24] | al-Ridha, Reza[28] Sekizinci Ali[7] | 765–817[28] 148–203[28] | Sebagai putra mahkota oleh Khalifah al-Ma'mun, dan mempelopori diskusi antar-agama.[28] | Madinah, Arab Saudi[28] | Menurut sumber Syi'ah, beliau diracuni oleh Khalifah al-Ma'mun di Mashhad, Iran. Dimakamkan di Makam Imam Reza, Mashhad, Iran[28] |
9 | Muhammad al-Jawad محمد بن علي Abu Ja'far أبو جعفر | al-Taqi, al-Jawwad[29] Dokuzuncu Ali[7] | 810–835[29] 195–220[29] | Dikenal dengan kebaikannya terhadap mereka yang teraniaya pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. | Madinah, Arab Saudi[29] | Diracuni oleh istrinya, anak dari al-Ma'mun di Baghdad, Irak atas perintah Khalifah al-Mu'tashim. Dimakamkan di Makam Kazmain di Baghdad.[29] |
10 | Ali al-Hadi علي بن محمد Abu al-Hassan III أبو الحسن الثالث[30] | al-Hadi, al-Naqi[30] Onuncu Ali[7] | 827–868[30] 212–254[30] | Menguatkan jaringan Wali di komunitas Syi'ah. Ali al-Hadi memberikan mereka instruksi, di antaranya untuk membimbing umat dalam beragama dan mengumpulkan seperlima harta ghanimah.[30] | Surayya, sebuah desa dekat Madinah, Arab Saudi[30] | Menurut sumber Syi'ah, beliau diracuni di Samarra atas perintah Khalifah al-Mu'tazz.[31] Dimakamkan di Masjid Al-Askari di Samarra, Irak. |
11 | Hasan al-Asykari الحسن بن علي Abu Muhammad أبو محمد | al-Asykari[32] Onbirinci Ali[7] | 846–874[32] 232–260[32] | Pada masanya, umat Syi'ah ditekan dan dibatasi luar biasa oleh Kekhalifahan Abbasiyah dibawah tangan al-Mu'tamid[33] | Madinah, Arab Saudi[32] | Menurut sumber Syi'ah, beliau diracuni di Samarra, Irak atas perintah Khalifah al-Mu'tamid. Ia dimakamkan di Masjid Al-Askari, Samarra[34] |
12 | Mahdi محمد بن الحسن Abu al-Qasim أبو القاسم | al-Mahdi, Imam Tersembunyi, al-Hujjah [35] Onikinci Ali[7] | 868–tidak diketahui[36] 255–tidak diketahui[36] | Menurut doktrin Itsna Asyariyyah, beliau adalah imam saat ini dan dialah Imam Mahdi yang dijanjikan.[37] | Samarra, Irak[36] | Menurut keyakinan Syi'ah, beliau sekarang berada di dalam persembunyian dan akan muncul selama Allah mengizinkannya.[36] |
Peran Imam Mahdi
Pada hari akhir, kaum Syi'ah Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Imam al-Mahdi, Imam terakhir dari Imam Duabelas, akan menyelamatkan umat manusia dari kezaliman dan akan membangun suatu pemerintahan Islam. Kaum Istana Asyariyyah meyakini bahwa Imam Mahdi disembunyikan oleh Allah swt. dan kemudian akan keluar untuk memberantas kelaliman dan menegakkan kebenaran dan keadilan bersama Nabi Isa as. sebelum tibanya Hari Akhir.Syi'ah aliran lain, seperti Zaidiyyah, Ismailiyyah atau Bahraiyyah, berbeda dalam hal pergantian Imam dan nama-namanya, juga tidak menganggap bahwa Imam ke-12 (Muhammad bin Hasan) adalah Imam al-Mahdi.
Hadits dalam Itsna Asyariyyah
- Hadits dalam Syi'ah: dimana hadits adalah perkataan dan tindakan dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam). Hadits ini akan diteliti dengan shahih atau dengan interview dengan sang perawi. Hadits ini akan melewati banyak perawi yang di antaranya adalah sahabat dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam) dan sampai akhirnya akan tiba di al-Ma'shum tersebut (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam)[38] .
- Ilmu dariyah dalam Itsna Asyariyyah: yaitu ilmu untuk mencari gejala hadits dalam kondisi darurat dalam hal bagaimana matan dan sanad menyampaikan hadits[39].
- Hadits dalam satu jalur: karena hadits merupakan hasil adaptasi untuk mempertahankan dan menyampaikan sebuah cerita atau perkataan dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam), maka ada satu orang yang akan menyampaikan banyak hadist dalam satu jalur dan kemudian akan diteruskan ke setiap orang, seperti yang telah ditulis dan diikuti dalam ilmu Ushul Fiqih, bahwa kebenaran hadist dari al-Ma'shum (Nabi Muhammad, ahlul bait dan Imam) belum tentu benar adanya jika disampaikan dalam banyak jalur.
- Ilmu rijal : Ilmu yang ditujukan untuk menguji ilmu dan keadaan para perawi saat menyampaikan hadits untuk mengetahui dan mengidentifikasi sebuah hadits sebagai shahih atau tidak shahih.[40]
- Sifat perawi yang riwayatnya dan kualifikasinya diterima:
- Beragama Islam: Tidak akan diterima riwayat hadits dari perawi kafir, sebelum sang perawi kafir tersebut mengucapkan syahadat secara sungguh-sungguh.
- Mempunyai akal yang logis (tidak gila): Tidak diterima hadits yang disampaikan oleh orang gila
- Baligh (cukup umur untuk menyampaikan hadits): Tidak diterima hadits dari seorang anak kecil sebelum dia mumayyiz (dewasa)
- Beriman
- Adil: Sang perawi harus bisa mempertahankan haditsnya dalam kebenaran dan tidak berlebihan dalam meriwayatkan hadits.
Penulis Kitab | Tahun lahir dan wafat | Jumlah hadits | Keterangan | |
---|---|---|---|---|
Al-Kafi | Hadits-hadits dalam kitab dikumpulkan oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini ar-Razi. Ia adalah cendekiawan Islam yang sangat menguasai ilmu hadits. | Wafat tahun 329 Hijriah | Terdapat sekitar 16000 hadits yang berada dalam kitab al-Kafi, dan merupakan jumlah terbanyak yang berhasil dikumpulkan. | Kitab Syi'ah yang terbaik |
Man la yahdarul fiqh Untuk orang yang tidak memperhatikan fiqih | Ditulis oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Husein | Lahir tahun 305 Hijriah dan wafat tahun 381 Hijriah | Terdapat sekitar 6000 hadits tentang Syariah | |
Tazhibul Ahkam | Ditulis oleh Syaikh Abu Ja'far Muhammad bin Hasan al-Tusi | Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah | Terdapat sekitar 13590 Hadits dalam kitab ini. | |
Al-Istibshar fima Ikhtilaf minal Akhbar | Ditulis oleh Syakih Abu Ja'far Muhammad bin Hasan al-Tusi | Lahir di Khurasan tahun 385 Hijriah, dan wafat pada tahun 460 Hijriah | Terkumpul sekitar 5511 hadits dalam kitab ini. | |
Al-Majmu' | Al-Kulani, al-Qami dan at-Tusi | Wafat pada tahun 329-381-460 | Total hadits sekitar 41101 hadits (kompilasi dari empat buku tersebut diatas) |
Tempat suci dan bersejarah Itsna Asyariyyah
Setiap muslim, baik Sunni maupun Syi'ah, memiliki tempat-tempat suci. Di antara tempat suci tersebut adalah tiga masjid suci yaitu Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil Aqsa di Jerussalem. Selain tiga tempat tersebut, Syi'ah juga memiliki beberapa tempat suci yang kebanyakan di antaranya adalah makam-makam para Imam. Berikut tempat-tempat suci Syi'ah:- Makam Imam Ali - Najaf, Irak
- Makam Imam Husein - Karbala, Irak
- Makam Imam Ali Ridha - Mashhad, Iran
- Makam Imam Ali Hadi dan Askari - Samarra, Irak
- Makam Fatimah al-Ma'sumah (Fatimah az-Zahra) - Qum, Iran
Daerah penyebaran
Fokus daerah penyebaran ajaran Syi'ah aliran Itsna Asyariyyah berada di Iran, Irak, Azerbaijan, dan Bahrain. Daerah-daerah ini merupakan penyumbang terbesar pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah. Daerah lain yang juga terdapat banyak pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah berada di wilayah Teluk Persia dan di Lebanon. Pengikut Syi'ah juga terdapat di Arab Saudi, yang notabene penduduk Arab Saudi beraliran Sunni Wahabi. Pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah di Arab Saudi terpusat di beberapa kota seperti Qatif, Madinah dan di Al-Hasa'. Selain itu, pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah juga dapat ditemui di Muskat, Oman dan di negara-negara yang terdapat di Asia Selatan. Jumlah pengikutMenurut Ensiklopedia Britannica, terdapat 60-80 juta (40 juta di antaranya adalah pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah) pengikut Syi'ah di seluruh dunia. Sedangkan menurut Ensiklopedia Kristen Internasional, diyakini bahwa jumlah pengikut Syi'ah adalah 135 juta di seluruh dunia.
Berikut ini adalah detil dari jumlah pengikut Syi'ah berdasarkan negara asal, menurut 2008 World Factbook:
- Iran dengan jumlah sebanyak 58 juta pengikut Syi'ah
- Irak dengan jumlah sebanyak 17-18 pengikut Syi'ah.
- Afganistan dengan jumlah sebanyak 6 juta pengikut Syi'ah.
- Azerbaijan dengan jumlah sebanyak 5 juta pengikut Syi'ah.
- Kuwait dengan jumlah sebanyak 400 ribu pengikut Syi'ah.
- Bahrain dengan jumlah sebanyak 400 ribu pengikut Syi'ah.
- Lebanon dengan jumlah sebanyak 1.2 juta pengikut Syi'ah.
- Arab Saudi dengan jumlah sebanyak 1.5 sampai 2 juta pengikut Syi'ah.
- Pakistan dengan jumlah sebanyak 33 juta pengikut Syi'ah.
- India dengan jumlah sebanyak 30 juta pengikut Syi'ah.
- Tajikistan dengan jumlah sebanyak 306 ribu pengikut Syi'ah
- Turkmenistan dengan jumlah sebanyak 185 ribu pengikut Syi'ah.
- Uzbekistan dengan jumlah sebanyak 1.4 juta pengikut Syi'ah.
- Kirgizstan dengan jumlah sebanyak 117 ribu pengikut Syi'ah.
- Kazakhstan dengan jumlah sebanyak 355 ribu pengikut Syi'ah.
- Rusia dengan jumlah sebanyak 1.2 juta pengikut Syi'ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar