Dalam kejadian sejarah menurut tradisi syiah, tempat ini menjadi terkenal sebagai tempat penobatan Ali bin Abu Thalib sebagai Wali dan Khalifah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yang terjadi setelah Haji Wada' lebih kurang pada tanggal 18 Dzulhijjah, tahun 10 Hijriyah (kurang lebih 15 Maret 632 Masehi).
Daftar isi : |
Haji Wada'
Nabi Muhammad memberitahukan kepada para sahabat dan utusan yang menemuinya, bahwa haji yang akan beliau laksanakan pada tahun itu tampaknya haji terakhir. Karena itu kaum muslimin berlomba-lomba untuk menghadiri haji pada tahun tersebut, yaitu tahun 10 Hijriyah. Ada yang menyatakan terkumpul sekitar 90.000 orang, ada juga 140.000, ada pula 120.000, bahkan ada yang menyatakan lebih dari itu.Tempat Penobatan
Menurut riwayat dari Zaid bin Arqam, ia berkata:- "Ketika Rasulullah saw kembali dari haji wada' beliau menuju sungai atau wadi yang bernama Ghadir Khum."
- "Kami bersama Rasulullah saw, ketika kami sampai pada sungai yang bernama "Khum" orang-orang berhenti dan menunggu orang-orang yang di belakang mereka, lalu orang-orang yang berada di belakang bergegas ke depan. Setelah orang-orang itu berkumpul di hadapan beliau, beliau bersabda...."
Ayat Perintah menyampaikan Penobatan Ali sebagai Wali
Menurut riwayat dari Al-Ya'qubi dalam kitab Tarikh-nya Jilid II Menyebutkan suatu peristiwa sebagai berikut.Dalam perjalan pulang ke Madinah seusai menunaikan ibadah haji ( Hijjatul-Wada'),malam hari Rasulullah saw bersama rombongan tiba di suatu tempat dekat Jifrah yang dikenal denagan nama "GHADIR KHUM." Hari itu adalah hari ke-18 bulan Dzulhijah. Ia keluar dari kemahnya kemudia berkhutbah di depan jamaah sambil memegang tangan Imam Ali Bin Abi Tholib r.a.Dalam khutbahnya itu antara lain beliau berkata : "Barang siapa menanggap aku ini pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.Ya Allah, pimpinlah orang yang mengakui kepemimpinannya dan musuhilah orang yang memusuhinya"
Jibril turun ke bumi membawa syariat dan kali ini membawa ayat tentang perintah tabligh (menyampaikan penobatan wali) yang berbunyi:
- Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al-Ma'idah [5]:67)
Nas-nas tentang Penobatan Wali dan Khalifah
Riwayat dari Zaid bin Arqam
"Ketika Rasulullah saw kembali dari haji wada', beliau turun ke tepi wadi Khum, kemudian beliau bersabda,- "Sepertinya ada yang memanggilku dan aku menjawabnya. Sesungguhnya aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara, salah satunya adalah yang lebih agung dari yang lainnya. Yaitu, Kitabullah dan yang lain adalah keturunan, Ahlulbaitku. Perhatikanlah, bagaimana kalian berani menentangku dengan berpaling dari kedua hal tersebut. Keduanya tidak akan berpisah satu sama lainnya".
- "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah pemimpinku , dan aku adalah pemimpin bagi setiap orang mukmin". Ia lantas memegang lengan Ali dan bersabda, "Siapa saja yang sebelumnya menjadikan aku sebagai pemimpin bagi dirinya, maka orang ini -yaitu Ali- adalah juga pemimpin bagi dirinya, Ya Allah jadikanlah wali yang orang-orang yang menjadikan Ali sebagai wali, dan perangilah orang yang memerangi dirinya".[2]
Riwayat dari Sa'ad bin Abi Waqash
Aku mendengar khutbah Rasulullah saw pada hari Jumat. Ia memegang lengan Ali dan berkhutbah dengan didahului lafaz pujian kepada Allah Swt, dan memuji-Nya. Kemudian beliau bersabda,- Wahai sekalian manusia, aku adalah wali bagi kalian semua.
- Benar apa yang engkau katakan wahai Rasulullah saw.
- Orang ini adalah waliku, dan dialah yang akan meneruskan perjuangan agamaku. Aku adalah wali bagi orang-orang yang mengakui Ali sebagai wali, dan aku juga merupakan orang yang akan memerangi orang yang memeranginya.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar